Rabu, 10 Oktober 2012

NORMALISASI


1.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN NORMALISASI



 Pengertian Normalisasi :
 Proses normalisasi adalah  suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya untuk memenuhi kebutuhan pamakai di dalam suatu organisasi.

 Tujuan Normalisasi :
  •    Untuk menghilangkan kerangkapan data
  •    Untuk mengurangi kompleksitas
  •    Untuk mempermudah pemodifikasian data 

Dasar - Dasar Normalisasi
  • Normal form (bentuk normal) adalah suatu klas dari skema database relasi yang didefinisikan untuk memenuhi tujuan dari tingginya integritas dan maintainability
  • Kreasi dari suatu bentuk normal disebut normalisasi

Anomali
            Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharap- kan (misalnya ketidakkonsistenan data karena adanya redudansi). Ada 3 macam anomali pada suatu database:
  •  Anomali penyisipan data (insert)
  •  Anomali pengubahan data (update)
  •  Anomali penghapusan data (delete)
Bila ada anomali maka relasi mungkin perlu dipecah menjadi beberapa tabel lagi agar diperoleh database yang optimal.

Depedensi (Ketergantungan)
            Depedensi merupakan konsep yang mendasari normalisasi yang menjelaskan hubungan antar atribut atau secara lebih khusus menjelaskan nilai suatu atribut yang menentukan nilai atribut lainnya.
Macam – macam depedensi :
A.    Depedensi fungsional
B.     Depedensi fungsional sepenuhnya
C.    Depedensi total
D.    Depedensi transitif

A.      Depedensi fungsional
Suatu atribut Y mempunyai dependensi fungsional terhadap atribut X, jika dan hanya jika setiap nilai X berhubungan dengan sebuah nilai Y.

                                         X → Y
       artinya : “X secara fungsional menentukan  Y”

       atau secara istilah :
penentu (determinan) → yang tergantung (dependen)

contoh : 
  
B.      Depedensi fungsional Sepenuhnya

Suatu atribut Y mempunyai dependensi fungsional sepenuhnya terhadap atribut X, jika:
        – Y mempunyai dependensi fungsional terhadap X, dan
– Y tidak memiliki dependensi terhadap bagian dari X.
Misalnya:  PELANGGAN(KODE_PLG,NAMA,KOTA,FAKS)
              Terdapat:
                      1 - {KODE_PLG, KOTA} → FAKS
                      2 - KODE_PLG → FAKS

 
C.      Depedensi Total

Suatu atribut Y mempunyai dependensi total terhadap atribut X jika:
– Y memiliki dependensi fungsional terhadap X, dan
– X mempunyai dependensi fungsional terhadap Y.
Dependensi seperti ini dinyatakan dengan notasi:
X ← Y
Contoh :
 


D.      Depedensi Transitif
 
        Atribut Z mempunyai dependensi transitif terhadap X jika :
– Y memiliki dependensi fungsional terhadap X.
– Z memiliki dependensi fungsional terhadap Y.
atau dapat dituliskan
X → Y → Z

        Contoh :

 
Dekomposisi
            Pada proses normalisasi seringkali terjadi pemecahan sebuah relasi mejadi dua relasi atau lebih yang disebut dekomposisi. Secara lebih khusus, macam dekomposisi yang dilakukan adalah dekomposisi tak hilang, yang artinya bahwa tak ada informasi yang hilang ketika relasi dipecah menjadi relasi-relasi lain.



1.2 PROSES NORMALISASI

BENTUK NORMAL

Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut dalam level-level normalisasi;
Suatu relasi dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu;
Beberapa level yang biasa digunakan pada normalisasiadalah:
  • Bentuk normal pertama (1NF)
  • Bentuk normal kedua (2NF)
  • Bentuk normal ketiga (3NF)

Bentuk Normal Pertama ( 1 NF )
First Normal Form (1NF) : tidak boleh ada kelompok yang berulang pada tabel, penguraian atribut multivalued dan composit.

Contoh :








Bentuk Normal Kedua ( 2 NF )
Suatu relasi berada dalam bentuk normal kedua jika dan hanya jika:
·         Berada pada bentuk normal pertama
·         Semua atribut yang bukan kunci memiliki dependensi sepenuhnya terhadap kunci primer
·         Atribut yang bukan kunci adalah atribut yang bukan merupakan bagian kunci primer.
·         Dalam ungkapan yang lebih praktis, bentuk normal keduamensyaratkan setiap atribut bergantung kepada kunci primer.
·         Untuk mengubah suatu relasi yang tergolong sebagai bentuk normal pertama ke bentuk normal kedua perlu dilakukan dekomposisi terhadap relasi tersebut.
·         Proses dekomposisi dapat dilakukan dengan menggambarkan diagram dependensi fungsional terlebih dahulu.
·         Berdasarkan diagram ini, relasi dalam bentuk normal pertama dipecah ke dalam sejumlah relasi.


Contoh :




*) Masalah yang sering terjadi pada relasi yang tergolong pada  bentuk normal kedua diakibatkan oleh adanya dependensi transitif.







Bentuk Normal Ketiga ( 3 NF )


Suatu relasi dikatakan dalam bentuk ketiga (3NF) jika:
   – Berada pada bentuk normal kedua
   – Semua atribut bukan kunci tidak memiliki transitif terhadap
     kunci primer.

Contoh :





 Semoga bermanfaat....amiinn

1 komentar: