1.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN NORMALISASI
Pengertian Normalisasi :
Proses normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke
dalam tabel-tabel yang menunjukkan
entitas dan relasinya untuk memenuhi kebutuhan pamakai di dalam suatu
organisasi.
Tujuan Normalisasi :
- Untuk menghilangkan kerangkapan data
- Untuk mengurangi kompleksitas
- Untuk mempermudah pemodifikasian data
Dasar - Dasar Normalisasi
- Normal form (bentuk normal) adalah suatu klas dari skema database relasi yang didefinisikan untuk memenuhi tujuan dari tingginya integritas dan maintainability
- Kreasi dari suatu bentuk normal disebut normalisasi
Anomali
Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharap- kan (misalnya ketidakkonsistenan data karena adanya redudansi). Ada 3 macam anomali pada suatu database:
Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharap- kan (misalnya ketidakkonsistenan data karena adanya redudansi). Ada 3 macam anomali pada suatu database:
- Anomali penyisipan data (insert)
- Anomali pengubahan data (update)
- Anomali penghapusan data (delete)
Bila ada anomali maka relasi
mungkin perlu dipecah menjadi beberapa tabel lagi agar diperoleh database yang
optimal.
Depedensi (Ketergantungan)
Depedensi
merupakan konsep yang mendasari normalisasi yang menjelaskan hubungan antar
atribut atau secara lebih khusus menjelaskan nilai suatu atribut yang menentukan
nilai atribut lainnya.
Macam – macam depedensi :
A.
Depedensi fungsional
B.
Depedensi fungsional
sepenuhnya
C.
Depedensi total
D.
Depedensi transitif
A.
Depedensi fungsional
Suatu atribut Y mempunyai dependensi fungsional terhadap
atribut X, jika dan hanya jika setiap nilai X berhubungan dengan sebuah nilai Y.
X → Y
artinya : “X secara fungsional menentukan Y”
atau secara
istilah :
penentu
(determinan) → yang tergantung (dependen)
contoh :
B.
Depedensi fungsional Sepenuhnya
Suatu
atribut Y mempunyai dependensi fungsional sepenuhnya terhadap atribut X, jika:
– Y mempunyai dependensi fungsional terhadap X, dan
– Y tidak
memiliki dependensi terhadap bagian dari X.
Misalnya: PELANGGAN(KODE_PLG,NAMA,KOTA,FAKS)
Terdapat:
1 - {KODE_PLG, KOTA} → FAKS
2 - KODE_PLG → FAKS
C.
Depedensi Total
Suatu atribut Y mempunyai dependensi total terhadap atribut X jika:
– Y memiliki dependensi fungsional terhadap X, dan
– X mempunyai dependensi fungsional terhadap Y.
Dependensi seperti ini dinyatakan dengan notasi:
X ← →Y
Contoh :
D.
Depedensi Transitif
Atribut Z mempunyai dependensi
transitif terhadap X jika :
– Y
memiliki dependensi fungsional terhadap X.
– Z
memiliki dependensi fungsional terhadap Y.
atau
dapat dituliskan
X → Y → Z
Contoh :
Dekomposisi
Pada proses normalisasi seringkali terjadi pemecahan
sebuah relasi mejadi dua relasi atau lebih yang disebut dekomposisi. Secara
lebih khusus, macam dekomposisi yang dilakukan adalah dekomposisi tak hilang,
yang artinya bahwa tak ada informasi yang hilang ketika relasi dipecah menjadi
relasi-relasi lain.
1.2 PROSES NORMALISASI
BENTUK NORMAL
Bentuk normal
adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan
harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut dalam level-level normalisasi;
Suatu relasi
dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu jika memenuhi kondisi-kondisi
tertentu;
Beberapa level
yang biasa digunakan pada normalisasiadalah:
- Bentuk normal pertama (1NF)
- Bentuk normal kedua (2NF)
- Bentuk normal ketiga (3NF)
Bentuk Normal Pertama ( 1 NF )
First Normal Form (1NF) : tidak boleh ada kelompok
yang berulang pada tabel, penguraian atribut multivalued dan composit.
Contoh :
Bentuk Normal Kedua ( 2 NF )
Suatu relasi berada dalam bentuk normal
kedua jika dan hanya jika:
·
Berada pada bentuk normal
pertama
·
Semua atribut yang bukan kunci
memiliki dependensi sepenuhnya terhadap kunci primer
·
Atribut yang bukan kunci adalah
atribut yang bukan merupakan bagian kunci primer.
·
Dalam ungkapan yang lebih
praktis, bentuk normal keduamensyaratkan setiap atribut bergantung kepada kunci
primer.
·
Untuk mengubah suatu relasi
yang tergolong sebagai bentuk normal pertama ke bentuk normal kedua perlu
dilakukan dekomposisi terhadap relasi tersebut.
·
Proses dekomposisi dapat
dilakukan dengan menggambarkan diagram dependensi fungsional terlebih dahulu.
·
Berdasarkan diagram ini, relasi
dalam bentuk normal pertama dipecah ke dalam sejumlah relasi.
Contoh :
*) Masalah yang sering terjadi pada
relasi yang tergolong pada bentuk normal
kedua diakibatkan oleh adanya dependensi transitif.
Bentuk Normal Ketiga ( 3 NF )
Suatu relasi dikatakan dalam bentuk
ketiga (3NF) jika:
– Berada pada bentuk normal kedua
– Semua atribut bukan kunci tidak memiliki transitif terhadap
kunci primer.
Contoh :
Semoga bermanfaat....amiinn
makasih om
BalasHapus