Pada pertemuan kali ini saya akan membahas mengenai Jenis-jenis Monitor dan cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Monitor CRT
b. Monitor LCD
c. Monitor LED
Berikut penjelasannya :Cara kerja monitor CRT
Prinsip kerja monitor konvensional, monitor CRT (Cathode Ray Tube), sama dengan prinsip kerja televisi yang berbasis CRT. Elektron ditembakkan dari belakang tabung gambar menuju bagian dalam tabung yang dilapis elemen yang terbuat dari bagian yang memiliki kemampuan untuk memendarkan cahaya. Sinar elektron tersebut melewati serangkaian magnet kuat yang membelok-belokkan sinar menuju bagian-bagian tertentu dari tabung bagian dalam.
Begitu sinar tersebut sampai ke bagian kaca tabung TV atau monitor, dia akan menyinari lapisan berpendar, menyebabkan tempat-tempat tertentu untuk berpendar secara temporer.
Setiap tempat tertentu mewakili pixel tertentu. Dengan mengontrol tegangan dari sinar tersebut, terciptalah teknologi yang mampu mengatur pixel-pixel tersebut untuk berpendar dengan intensitas cahaya tertentu. Dari pixel-pixel tersebut, dapat dibentuklah gambar.
Teorinya, untuk membentuk sebuah gambar, sinar tadi menyapu sebuah garis horizontal dari kiri ke kanan, menyebabkan pixel-pixel tadi berpendar dengan intensitas cahaya sesuai dengan tegangan yang telah diatur. Proses tersebut terjadi pada semua garis horizontal yang ada pada pixel layar, dan ketika telah sampai ujung, sinar tersebut akan mati sementara untuk mengulang proses yang sama untuk menghasilkan gambar yang berbeda. Makanya Belia dapat nonton objek yang seolah-olah bergerak di layar televisi atawa monitor.
Pada masa awal-awal kelahira nteknologi televisi, para ilmuwan yang merancang televisi dan tabung gambar menemui hambatan teknis. Seperti yang Belia tahu, TV zaman baheula belumlah sekeren dan secanggih sekarang, eh maksudnya belum mampu menampilkan detail gambar seperti sekarang.
Dulu, lapisan yang berpendar dalam tabung gambar kualitasnya nggak sebaik sekarang. Jadi kualitas pixel yang dihasilkan juga tidak seoptimal sekarang. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang membutuhkan kualitas TV dan monitor tabung yang lebih baik, untungnya kualitas lapisan berpendar dalam tabung monitor telah lebih baik.
Hasilnya diperoleh tabung gambar yang mampu menghasilkan gambar dengan resolusi yang lebih tinggi. Wajar aja, soalnya komputer banyak berurusan dengan text, dan itu membutuhkan detil gambar yang tinggi.
Sayangnya, teknologi monitor dengan tabung CRT ini ditengarai memiliki banyak pengaruh buruk bagi kesehatan penggunanya. Sejumlah riset mengindikasikan bahwa ekspos berlebihan monitor pada mata dapat menyebabkan penurunan kualitas penglihatan. Hal ini disebabkan oleh radiasi sinar elektron pada tabung gambar monitor atau televisi tabung.
Cara Kerja Monitor LCD :
Liquid Crystal Display (LCD): Sebuah teknologi layar digital yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan yang rata (flat) dengan memberi sinar pada kristal cair dan filter berwarna.
· Hanya memakan sedikit ruang, rendah daya, dan panas yang dihasilkan lebih sedikit dibanding monitor CRT (cathode ray tube).
· Tidak ada flicker dan kedipannya sangat rendah sehingga enak dipandang berjam-jam.
· Untuk ukuran yang sama, harga lebih mahal dibanding monitor CRT.
Telah lama dipakai sebagai layar untuk laptop, komputer desktop juga telah mulai menggunakan monitor yang memakai teknologi LCD ini. LCD memiliki banyak kelebihan dibanding monitor CRT. Mereka mampu menampilkan teks yang jernih dan tidak ada flicker, yang berarti mengurangi kelelahan mata. Karena tebalnya kurang dari 10 inci (± 25 cm), monitor LCD untuk desktop mengambil ruang yang lebih kecil dibanding monitor CRT. Kekurangannya: kualitas warna layar LCD tidak dapat dibandingkan dengan monitor CRT, dan harganya yang mahal membuatnya tak terjangkau bagi kebanyakan orang. Ditemukan tahun 1888, kristal cair merupakan cairan kimia yang molekul-molekulnya dapat diatur sedemikian rupa bila diberi medan elektrik–seperti molekul-molekul metal bila diberi medan magnet. Bila diatur dengan benar, sinar dapat melewati kristal cair tersebut.
Baik untuk layar laptop atau desktop, sebuah layar LCD terdiri atas banyak lapisan, istilahnya adalah “sandwich”. Sebuah sumber sinar flourescent, atau backlight, merupakan lapisan paling bawah. Sinar ini akan melewati filter pertama dari dua filter pengatur (polarizing). Sinar yang telah terpolarisasi kemudian melewati sebuah lapisan yang berisi ribuan bintik kristal cair yang dijajarkan pada sebuah kontainer kecil yang dinamakan cell. Setiap sel, juga dijajarkan membentuk barisan pada layar; satu cell atau lebih akan membentuk satu pixel (ukuran titik terkecil pada sebuah layar). Sumber elektrik di sekeliling LCD membentuk sebuah medan elektrik yang akan menggetarkan molekul kristal, yang akan mengatur sinar yang akan lewat pada lapisan kedua berupa filter yang terpolarisasi dan melewatinya. Pada sebuah layar LCD monokrom, seperti pada sebuah PalmPilot atau jam tangan digital, demikianlah cara kerjanya: Penutup membuka, dan pekerjaan selesai. Tetapi pada LCD berwarna, seperti pada PC laptop, cara kerjanya lebih kompleks.
Pada sebuah panel LCD berwarna, setiap pixel terdiri atas tiga buah cell kristal cair. Setiap ketiga cell tersebut memiliki filter merah, hijau, atau biru (red-green-blue/RGB). Sinar yang melewati cell yang terfilter tersebut akan menciptakan warna yang Anda lihat pada LCD. Kadang-kadang sistem yang mengirimkan arus listrik pada satu cell atau lebih tidak berjalan dengan baik; kejadian tersebut menimbulkan adanya pixel yang gelap dan “rusak”.
Hampir semua LCD berwarna modern–sebagai layar laptop atau monitor desktop–menggunakan sebuah transistor film yang tipis (thin-film transistor/TFT), yang dikenal sebagai active matrix, untuk menghidupkan setiap cell. LCD TFT menciptakan citra yang lebih jelas, jernih dan terang. Teknologi LCD terdahulu sangat lambat, kurang efisien, dan kontrasnya sangat rendah. Teknologi matriks terdahulu, passive-matrix, mampu menampilkan teks yang jelas tetapi meninggalkan bayangan jika tampilan berubah dalam waktu cepat, sehingga tidak optimal untuk video. Saat ini, sebagian besar palmtop hitam-putih, pager, dan telepon seluler menggunakan LCD passive-matrix.
Karena LCD mengatur setiap pixel secara terpisah, mereka mampu menampilkan teks yang lebih jelas dibanding CRT, yang, saat dipusatkan dengan tidak benar, akan mengaburkan pixel yang dituju (yang menggambarkan citra di layar). Tetapi kontras LCD yang tinggi dapat menyebabkan masalah terutama jika Anda hendak menampilkan citra grafis. CRT akan melembutkan pinggiran dari citra grafis, seperti halnya pada teks, dan walau hal itu membuat teks tidak terbaca pada resolusi tinggi, pelembutan (softening) dapat mencampurkan dan menutupi gerigi, contohnya pada foto, yang hasilnya lebih baik dibanding tampilan LCD. Dan juga LCD hanya memiliki satu resolusi “natural”, yaitu terbatas pada jumlah pixel yang dipasang pada layar. Bila Anda ingin menaikkan resolusinya, misalnya dari 800×600 menjadi 1024×768, untuk layar LCD Anda harus mengemulasikannya menggunakan software, yang hanya dapat bekerja pada resolusi tertentu.
Seperti CRT, LCD untuk desktop juga dibuat untuk menerima sinyal analog–yang berbentuk gelombang , berlainan dengan bentuk pulsa biner pada sinyal digital–dari PC Anda. Ini disebabkan sebagian besar kartu grafis yang beredar saat ini masih menkonversikan informasi visual dari bentuk digitalnya menjadi analog sebelum menampilkannya di layar. Tetapi LCD memproses informasi tersebut secara digital, sehingga bila data analog dari kartu grafis standar mencapai monitor LCD, monitor tersebut perlu untuk mengkonversi kembali menjadi sebuah bentuk digital. Semuanya itu dapat menyebabkan goyangan atau bayangan pada layar. LCD digital terbaru menggunakan kartu grafis khusus yang dilengkapi konektor digital utnuk menjaga kejernihan tampilannya.
Yang Kurang Dari LCD :
Tentu saja, setiap komputer notebook memiliki sebuah LCD. Laptop generasi awal menggunakan layar passive-matrix hitam-putih 8-inci (diagonal). Tetapi dengan berkembangnya LCD ke arah active-matrix, ukuran layarnya membesar. Saat ini kebanyakan LCD menggunakan panel berbasis TFT, yang mampu memberikan tampilan yang cerah, dan jernih dalam ukuran layar yang besar. Tetapi ukuran laptop sendiri tidak dapat dibesarkan. Anda pasti tidak akan menemukan laptop dengan ukuran layar LCD-nya lebih besar dari 15,1-inci. Layar yang lebih besar dari itu biasanya digunakan pada LCD desktop.
Banyak vendor PC utama yang mulai menawarkan LCD sebagai pilihan pada jajaran PC desktop barunya. Gateway, Dell, NEC, dan Acer, semuanya menawarkan panel datar ini sebagai bagian dari paket sistem desktop murah atau PC all-in-one untuk SOHO. Agar harga paket tidak melambung, para vendor biasanya menggunakan komponen yang agak tua sedikit atau yang lebih murah pada sistemnya, dan lebih mengutamakan segi estetis dari panel datarnya itu, seperti layaknya perabot dari jaman Star Trek.
ViewSonic, NEC, dan vendor monitor lainnya menawarkan LCD desktop dengan ukuran dari 14 inci (harganya sekitar US$600) hingga 18 inci (biasanya dengan label harga lebih dari US$3500 ). Sebagai catatan, vendor menentukan ukuran layar LCD dari luas layar yang terlihat dan bukan dari ukuran tabungnya, seperti pada monitor CRT, jadi area yang terlihat pada layar LCD 15 sama dengan pada layar monitor CRT 17 inci. Beberapa monitor LCD stand-alone dirancang sehingga layarnya dapat menyesuaikan diri berdasarkan orientasinya, landscape atau portrait. Beberapa diantaranya bahkan dilengkapi dengan hub USB dan layar pelindung. Semua itu, tentu saja, menambahkan biaya ekstra pada label harganya.
Hingga kini, pangsa pasar LCD 2 persen dari total penjualan monitor, menurut analis dari Standford Resources, San Jose, California. Angka itu mungkin akan berubah jika harganya telah turun. LCD 15 inci, dengan rentang harga US$800 hingga US$1200, merupakan tipe yang paling laris dengan pangsa 75 persen pada pasar LCD. Sebagai perbandingan, harga monitor CRT 17 inci berkisar pada US$200 hingga US$350. Para analis berharap harga LCD 15 inci bisa lebih murah pada tahun ini, dengan semakin berkurangnya biaya perakitan.
Bila Anda harus memilih antara tipe analog atau digital, mungkin Anda harus mengorbankan kualitas demi alasan ekonomis. Karena model analog harus mengkonversi sebuah data dua kali, maka mungkin terdapat masalah saat melakukan rendering. LCD digital mampu mengerjakan tugasnya lebih baik tetapi memerlukan adapter grafis khusus dengan sebuah interface digital. Jadi, harga LCD digital lebih mahal dibanding model analog, secara keseluruhan. Dan ingat, Anda harus membeli adapternya secara terpisah.
Untungnya, perang standar interface digital yang selama ini berlangsung antara Video Electronic Association (telah lama menjadi badan standar video) yang membawa standar Digital Flat Panel dengan Digital Display Working Group (terdiri atas beberapa vendor seperti Intel, Compaq, dan NEC) yang datang dengan standar Digital Visual Interface, telah berakhir dengan DVI sebagai pemenangnya. Dukungan luas para vendor terhadap DVI tersebut artinya semua LCD digital terbaru akan menggunakan standar DVI, termasuk kartu grafis dengan konektor digitalnya.
LED menggunakan cahaya pancaran diode (light emitting diode) sebagai sumber cahaya televisi. LED menggunakan diode untuk membuat banyak vibrant dan image yang berwarna-warni. Warna hitam akan menajdi benar-benar hitam, bukan hitam abu-abu, dan warna LED lebih realistic dibandingkan televisi LCD. Televisi LED memiliki kontras rasio 500,000:1, juga refresh rate yang tinggi.
Perbedaan Antara Layar CRT, LCD, LED
Monitor CRT
Memiliki warna lebih akurat dan tajam, resolusi monitor fleksibel, perawatan mudah, jika rusak dapat di servis, bebas dead pixel, ghosting dan viewing angle, harga lebih murah, monitor CRT mengkonsumsi daya listrik 2x lipat dibanding LCD pada ukuran inch yang sama, bergantung pada refreshrate, radiasi lebih besar, rentan distorsi, glare dan flicker, dimensi besar dan berat.
Monitor LCD
Karakter bright yang nyaman dimata serta bebas distorsi, Tidak bergantung pada refreshrate, user frendly, hemat listrik, ukuran yang ringkas, ringan serta lebih keren, viewing angle terbatas, tampilan gambar baik hanya di resolusi native-nya, response time dan ghosting, warna kurang akurat, narga lebih mahal.
Monitor LED
LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya, emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus, Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau, harganya setengah lebih mahal dari monitor LCD.
0 komentar:
Posting Komentar