Rabu, 26 Oktober 2011

Teori Pembentukan Bumi


Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet yang mengitari matahari dalam Tata Surya yang jaraknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan matahari sehingga suhu udaranya memungkinkan adanya air yang melimpah. Akibatnya, planet ini merupakan satu-satunya yang sampai sekarang memiliki kehidupan di dalamnya. Planet Bumi terbentuk bersamaan dan sangat berhubungan dengan Pembentukan Tata Surya dan Galaksi.
Menurut para ahli astronomi, Galaksi terbentuk melalui sebuah ledakan yang besar. Teori ini berdasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa selain berputar pada porosnya, galaksi-galaksi juga bergerak saling menjauhi. Hal ini mengasumsikan bahwa dahulu galaksi tersebut saling berdekatan dan berawal dari suatu gumpalan yang kemudian diperkirakan meledak 15 milyar tahun yang lalu, menyebabkan energi tersebar dan kemudian galaksi-galaksi terbentuk dan bergerak tersebar seperti saat ini. Teori ini disebut Teori Big Bang.
Beberapa Teori Pembentukan Tata Surya, antara lain :
1)      Teori Planetesimal, oleh Chamberlin dan Moulton
Menurut teori ini, sekitar 4,6 miliyar tahun yang lalu di ruang angkasa terdapat awan gas dan debu yang mengapung mulai mengecil dan materi pada pusat awan itu mengumpul menjadi matahari. Sisanya memipih menjadi awan berbentuk cakram di sekitar matahari itu. Selama kira-kira 100 juta tahun, butir-butir debu dalam awan itu saling melekat membentuk planet yang sangat kecil dengan diameter hanya beberapa kilometer (planetesimal). Kemudian saling bertabrakan dan bergabung membentuk planet-planet.

2)      Teori Komet Bufon
Tahun 1745, George comte de Buffon (1701-1788) dari Perancis mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda.

3)      Teori Nebula laplace, oleh Kant-Laplace.
Awan gas dan debu yang ada di alam semesta berkontraksi dibawah pengaruh gravitasi. Kemudian awan tesrebut berputar pelan dan mengalami keruntuhan akibat gravitasi. Pada saat keruntuhan, momentum sudut dipertahankan melalui putaran yang dipercepat sehingga terjadi pemipihan. Selama kontraksi ada materi yang tertinggal dalam bentuk piringan sementara pusat massa terus berkontraksi. Materi yang terlepas dalam piringan akan membentuk sejumlah cincin dan materi di dalam cincin akan mengelompok akibat adanya gravitasi. Kondensasi juga terjadi di setiap cincin yang menyebabkan terbentuknya sistem planet. Materi di dalam awan yang runtuh dan memiliki massa dominan akan membentuk matahari.

4)      Teori Pasang Surut Jeans
Astronomi Inggris, James Jeans (1877-1946) mengemukakan Tata Surya merupakan hasil interaksi antara bintang lain dan matahari. Menurut Jeans dalam interaksi antara matahari dengan bintang lain yang melewatinya, pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak stabil dan pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang kemudian membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang, proto planet memiliki momentum sudut yang cukup untuk masuk kedalam orbit disekitar matahari. Pada akhirnya efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali melewati perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk membentuk satelit. Ia menyatakan bahwa saat pertemuan kedua bintang terjadi, radius matahari sama dengan orbit Neptunus. Pengubahan ini memperlihatkan kemudahan untuk melontarkan materi pada jarak yang dikehendaki. Materinya juga cukup dingin, dengan temperatur 20 K dan massa sekitar ½ massa jupiter.
Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli astronomi tersebut, teori nebula laplace dan teori planetesimal-lah yang dapat diterima sampai sekarang.
 
Pembentukan Bumi
Bumi diperkirakan mulai terbentuk ketika butir-butir debu dalam cakram atau cincin awan di sekitar matahari nulai saling melekat. Partikel-partikel ini menggumpal menjadi badan yang lebih besar yang kemudian bertabrakan dan membentuk benda-benda berukuran planet.
Sisa-sisa dari awan asli berjatuhan ke bumi yang masih muda itu. Energi dari bahan yang jatuh ini, bersama dengan pemanasan yang terjadi akibat pelapukan radioaktif, menyebabkan melelehnya bumi. Akibatnya bahan-bahan yang mampat seperti besi dan Nikel tenggelam ke pusat dan membentuk inti bumi. Seluruh permukaan bumi tertutup oleh lautan batuan yang meleleh. Bahan-bahan yang lebih ringan seperti uap air dan karbon dioksida beralih ke luar dan membentuk atmosfer purba.
Angin matahari menyapu bersih sisa-sisa awan asli dari Tata Surya sehingga benturannya ke bumi menjadi berkurang. Planet Bumi mendingin dan uap air membentuk awan tebal di atmosfer.
Kemudian awan pun mendingin, uap airnya mengembun, dan hujan deras membanjiri bumi dan mendinginkan batuan di permukaan bumi. Limpahan air tersebut mengumpul di tempat yang rendah sehingga terjadilah awal samudera di dunia. Karbon dioksida dari udara mulai larut dalam genangan luas ini sehingga planet ini makin dingin lagi. Kira-kira 2.5 miliar tahun yang lalu, sebuah bumi yang biru telah muncul. Awan menghilang dan matahari bersinar terang seperti adanya sekarang.
Sumber :
http://www.google/teori pembentukan tata surya setelah newton.hmtl
http://www.google/teori pembentukan tata surya awal abad ke-20.hmtl

1 komentar: